Monday, June 24, 2019

Surat terbuka untuk Gubernur Banten


Surat terbuka untuk Gubernur Banten

Tangerang, 24 Juni 2019
Yang terhormat Bapak Wahidin Halim, Gubernur Banten
Assalamualaikum W. W.
Teriring doa semoga Bapak senantiasa sehat sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas selaku Gubernur di provinsi kita tercinta.
Bapak Gubernur, perkenalkan saya, Dyah Sinto Rini, guru matematika di SMPN 18 Tangerang. Sekolah saya beralamatkan di Perum Poris Indah, Cipondoh, dekat dengan tempat tinggal Bapak di Kota Tangerang.
Saya merasa beruntung menjadi guru di Kota Tangerang, apalagi saat Bapak menjabat sebagai Walikotanya.
Bapak adalah salah satu kepala daerah yang sangat memperhatikan permasalahan yang terjadi di dunia pendidikan, kebijakan Bapak bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang banyak melahirkan peraturan daerah maupun peraturan walikota yang mengatur tentang pendidikan di Kota Tangerang. Setelah adanya otonomi daerah, pendidikan menjadi salah satu urusan daerah yang meliputi guru, anggaran dan bangunan sekolah. Bapak kemudian membangun ratusan sekolah bertingkat dengan dana yang dikeluarkan untuk pendidikan menghabiskan 48% dari APBD. Bapak ingin mempermudah masyarakat dalam memperoleh pendidikan. Dengan tersedianya fasilitas pendidikan yang memadai diharapkan mampu mendongkrak mutu pendidikan di kota kita. Bapak juga yang pertama kali mengenalkan visi akhlakul karimah dalam memimpin Kota Tangerang selama dua periode. Bapak berpendapat bahwa setiap komponen masyarakat yang tumbuh dan berkembang di kota Tangerang memiliki kewajiban untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Bapak berhasil mengingatkan saya dan semua guru di kota kita untuk terus berupaya menanamkan nilai-nilai moral dan nilai-nilai kebaikan dalam diri peserta didik kami. Salut untuk Bapak!   
Bapak Gubernur, saya mohon Bapak berkenan membaca tulisan saya sampai selesai. Sejujurnya maksud saya menulis surat ini adalah bahwa saya ingin bercerita kepada Bapak tentang kegiatan lomba yang menjadi rutinitas tahunan dari tingkat satuan pendidikan, kota/kabupaten, provinsi hingga tingkat nasional. Bapak tentu sudah mengetahui adanya pemilihan guru, kepala sekolah dan pengawas berprestasi, dari jenjang TK, SD dan SMP. Lomba ini biasanya dilaksanakan dari bulan April (tingkat satuan pendidikan) hingga puncaknya untuk tingkat nasional di bulan Agustus bertepatan dengan peringatan kemerdekaan negara kita. Karena itulah saya memilih untuk menyurati Bapak sekarang di mana saat-saat inilah biasanya lomba tersebut dilaksanakan di tingkat provinsi. Saya akan teringat terus seumur hidup saya tentang kegiatan lomba guru berprestasi ini setahun yang lalu di tingkat provinsi Banten yang saya anggap sangat mengecewakan peserta.   
Oh ya Pak, saya akan mengajak Bapak tersenyum lebih dulu mengenang kebahagiaan saya saat menerima penghargaan dan hadiah dari Bapak di tahun 2007 sebagai juara kedua guru SMP berprestasi Kota Tangerang. (Terima kasih ya, Bapakku…).
Bapak…, di tahun 2018, alhamdulillah saya berhasil menjadi juara 1 guru SMP berprestasi tingkat kota Tangerang (tertanggal 30 April 2018). Saya memang sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari Pak, karena saya sangat ingin mendapat kesempatan untuk maju ke ajang yang sama hingga tingkat nasional. Saya juga sangat seksama dan cermat membaca pedoman lomba tersebut, dari latar belakang, tujuan, persyaratan, jadwal hingga prosedur penilaian. Dari pedoman lomba disebutkan bahwa waktu pelaksanaan lomba untuk tingkat provinsi adalah tanggal 5 Juni hingga 20 Juli 2018. Saya mencari informasi, bertanya kepada teman yang kenal dengan pihak dinas pendidikan provinsi, sambil tetap menunggu undangan resmi dari panitia lomba di provinsi Banten. Tunggu punya tunggu, dari sebelum bulan ramadhan sampai dengan libur Idul Fitri bahkan hingga memasuki tahun pelajaran baru 2018/2019, tak kunjung datang undangannya. Akhirnya, beberapa hari menjelang tanggal 24 Juli 2018, informasi datang dari Dinas Pendidikan Kota Tangerang bahwa ada undangan lomba tersebut dari Dinas Pendidikan Provinsi Banten, namun undangannya hanya untuk guru SD dan kepala sekolah daerah khusus. Tentu saya dan teman-teman (pemenang tingkat kota untuk kategori yang lain) sangat kecewa. Akhirnya kami, (diwakili oleh salah seorang dari kami, yaitu pemenang kedua kategori kepala SD) berinisiatif untuk bertanya langsung ke pihak dinas pendidikan provinsi, mengapa tidak ada kesempatan bagi kami (selain kategori guru SD dan kepala sekolah daerah khusus) untuk mengikuti lomba di tingkat provinsi, lalu atas dasar apa nanti panitia provinsi akan mengirimkan peserta pemilihan guru dan tenaga kependidikan berprestasi ke tingkat nasional? Pihak dinas pendidikan provinsi menjawab bahwa jika kami memang menginginkannya, maka kami bisa mengirimkan portofolio (salah satu komponen penilaian) paling lambat hari Senin tanggal 23 Juli dan pelaksanaan lomba nanti sekalian di hari Selasa (bersamaan dengan guru SD dan kepala sekolah daerah khusus yang sudah diundang sebelumnya). Kamipun mengirimkan portofolio kami seperti yang diminta oleh pihak dinas pendidikan provinsi. Saya mengirimkan berkas portofolio dengan menyimpannya di dalam boks (kotak) besar karena memang banyak unsur pendukung yang saya ajukan untuk nantinya dapat dinilai oleh para juri.    
Hari Selasa tanggal 24 Juli 2018, dengan penuh semangat dan harapan, saya dan teman-teman pemenang lomba guru dan tenaga kependidikan (GTK) berprestasi Kota Tangerang datang ke dinas pendidikan provinsi. Kami bertemu dengan teman-teman dari kabupaten/kota lain. Tidak semua kabupaten/kota mengirimkan perwakilan peserta lomba karena begitu mendadaknya pelaksanaan lomba dan pihak dinas pendidikan kabupaten/kota tidak mendapatkan undangannya. dari. Dari 13 kategori lomba, hanya kategori guru SMP yang diikuti oleh 8 kabupaten/kota (lengkap), selebihnya ada yang diikuti 5, 3 bahkan hanya 2 orang peserta. Dari perbincangan saya dengan teman-teman peserta lomba dari kabupaten/kota lain, hampir semuanya mendapatkan informasi yang mendadak via telepon dari dinas pendidikan kabupaten/kota masing-masing.
Bapak gubernurku yang terhormat, saya lanjutkan cerita saya tentang pelaksanaan lombanya ya Pak.
Pembukaan lomba dihadiri oleh pihak Kemendikbud (dua orang) yang kabarnya secara kebetulan sedang mengadakan monitoring kegiatan ini, seorang juri dari salah satu perguruan tinggi di Banten, seorang kepala seksi (Kasie) di Dinas Pendidikan Provinsi, panitia dan tentu peserta. Maafkan saya untuk tidak menyebutkan nama-nama panitia, juri maupun para pejabat yang hadir. Yang membuat saya heran adalah bahwa untuk 13 kategori ternyata hanya disediakan seorang juri (hanya 1 orang). Dari sini saya sebenarnya sudah kecewa, mengingat bahwa begitu banyak aspek yang harus dinilai seperti tertera pada pedoman pemilihan guru SMP berprestasi yaitu: dokumen portofolio, PK Guru dan video pembelajaran, tes tulis, PTK dan artikel ilmiah, paparan artikel ilmiah dan tanya jawab, keteladanan dan akhlak mulia. Seandainya Bapak Gubernur harus membayangkan, dengan banyak aspek penilaian dan ada 13 kategori lomba, hanya ada satu orang juri, pasti Bapak akan bertanya, bisakah penilaian lomba berjalan dengan lancar dan baik?
Penilaian pertama adalah tes tertulis. Kalau tidak salah ingat, kami mengerjakan 50 butir soal tes pilihan ganda. Penilaian berikutnya adalah presentasi karya ilmiah yang ternyata ini menjadi penilaian kedua dan terakhir karena tidak ada lagi penilaian aspek lainnya. Juri yang hanya satu orang ditemani Bapak Kasie Dinas Pendidikan Provinsi. Kami sabar menunggu giliran untuk tampil mempresentasikan meskipun secara hitungan matematis waktunya tidak akan selesai bahkan jika presentasi  dilaksanakan sampai malam. Dan benar saja, oleh panitia, kami dipersilakan untuk pulang ke rumah masing-masing dan diminta datang kembali esok paginya untuk melanjutkan presentasi lagi.
Bapak…, kalau tidak ingat bahwa saya berkeinginan untuk menjadi pemenangnya, ingin rasanya menangis atas ketidakjelasan jadwal yang diberikan panitia. Bagaimana dengan peserta yang tempatnya cukup jauh dari kantor dinas pendidikan provinsi? Saya hari itu diantar dan ditunggu oleh suami yang sengaja mengambil izin cuti sehari dari kantor tempatnya bekerja dan esoknya beliau harus kembali bekerja.
Esok paginya, saya dan teman-teman tetap datang untuk mengikuti penilaian presentasi karya ilmiah yang kemarin belum selesai. Penilaian berlangsung tetap dengan hanya satu orang juri dan masih ditemani oleh Bapak Kasie Dinas Pendidikan Provinsi. Meskipun demikian kami tetap sabar mengikutinya sambil menanti hingga hasil lomba diumumkan. Namun ternyata karena penilaian pun berjalan hingga malam yang mengakibatkan kami harus bersabar lagi untuk menunggu pengumuman esoknya. Untuk kedua kalinya kami kecewa karena harus bolak-balik lagi. Namun ternyata  panitia dengan mudahnya mengatakan bahwa kami tidak perlu kembali untuk acara pengumuman pemenang karena nanti pengumumannya akan dikabarkan via whatsapp kepada salah satu perwakilan dari tiap kabupaten/kota. Semua panitia meminta kepada kami untuk dimaklumi.  
Bapak…, izinkan saya mengungkapkan rasa sedih atas penyelenggaraan lomba GTK berprestasi provinsi Banten yang saya ikuti ini. Saya menjadi pemenang kedua guru berprestasi jenjang SMP. Bukan ini yang saya sedihkan, Bapak, tetapi semata bahwa tidak ada kesempatan bagi kami untuk mengetahui kriteria apa saja yang dijadikan acuan penilaian, juga tidak ada hasil penilaian yang transparan untuk kami agar kami dapat mengetahui di mana letak kekurangan atau kelebihan kami. Selanjutnya, saya sempat menghubungi panitia untuk menanyakan piagam penghargaan dan dijawab bahwa nanti akan dikirimkan langsung ke alamat saya. Karena khawatir menunggu lama, akhirnya perwakilan kota Tangerang (diwakili teman saya, pemenang kedua kategori kepala SD) mengambil langsung ke Dinas Pendidikan Provinsi. Kami diberi piagam penghargaan, SK pemenang dan piala untuk kami bawa pulang. Sampai di sini, ternyata selesai sudah rangkaian acara lomba GTK berprestasi tingkat provinsi Banten yang saya ikuti, Pak. Jangankan untuk hadiah, sekedar undangan pemberian penghargaan, ucapan selamat atau jabat tangan dari pihak penyelenggara pun tidak kami dapatkan. Saya ingin bertanya kepada Bapak, apakah Bapak mengetahui tentang hal ini? Betapa sedih dan sangat kecewanya saya dan teman-teman yang sudah mengikuti lomba ini, Pak. Memang tidak lama setelah itu, teman saya sempat dihubungi oleh ajudan Bapak tentang masalah ini, bahkan beliau berpesan bahwa kami bisa menghubungi beliau jika ada permasalahan terkait pendidikan. Namun ini tidak mampu mengobati rasa kecewa kami atas penyelenggaraan lomba GTK berprestasi tingkat provinsi Banten tahun 2018 yang sangat tidak profesional di mata kami para pesertanya.                            
Bapak, karena tidak tahu pada siapa saya harus menceritakannya, maka saya menulis surat ini untuk Bapak. Tentu Bapak mengetahui bahwa untuk sampai ke tingkat provinsi lomba GTK berprestasi adalah hal yang tidak mudah. Butuh persiapan matang yang tentu saja menyita waktu, tenaga dan perhatian di sela-sela waktu menjalankan tugas mengajar. Ternyata di akhir kisah perjalanan saya dan teman-teman mengikuti lomba GTK berprestasi tingkat provinsi Banten, pengorbanan kami menuai cerita sedih nan sangat mengecewakan. Saya sendiri hanya bisa menguatkan hati dan tetap yakin bahwa tidak ada sesuatu yang sia-sia. Saya tetap menjalankan tugas dan kewajiban saya selaku guru matematika secara profesional. Saya pun terus rajin melakukan kegiatan-kegiatan pengembangan diri untuk menambah wawasan, pengetahuan, keterampilan serta meningkatkan kompetensi saya agar bisa senantiasa berkontribusi bagi kemajuan peserta didik dan sekolah saya, pun demi kemajuan pendidikan di provinsi Banten dan di negeri kita tercinta.
Bapak…, terima kasih atas perhatian dan kesediaan Bapak membaca tulisan saya ini. Saya berharap Bapak berkenan untuk membalasnya. Saya tunggu ya Bapakku...
Wassalamualaikum W. W.

Salam hormat,





Dyah Sinto Rini

Saya sisipkan juga link tentang "catatan kecilku untuk provinsiku tercinta" di sebuah media sosial tertanggal 26 Juli 2018, di sini  









No comments:

Post a Comment

just for you, my little girl

Alhamdulillah, terima kasih ya Allah, Engkau telah hadiahkan untukku anak wedokku ini... Teringat di saat pengumuman dia diterima di Sistem ...